Pertanyaan yang akan muncul saat suatu bisnis akan mengembangkan presensi online adalah, “Apakah yang bisnis tersebut butuhkan? Website atau web app?” Pertanyaannya lebih terbelit-belit karena jawabannya akan menyangkut pautkan perbedaan website dan web app secara mendasar. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pertanyaan berikut perlu dijawab terlebih dahulu: “Apa perbedaan website dan web app?”
Kedua istilah tersebut memang mirip sehingga banyak orang yang sering menggunakannya untuk mengacu pada hal yang sama. Namun, untuk menjawab kebutuhan bisnis, maka perlu diketahui manakah yang lebih cocok untuk digunakan. Oleh karena itu, tidaklah heran jika jawaban pertanyaan tersebut akan banyak melibatkan penggunaan istilah teknik. Namun, dari segi perspektif strategi, akan lebih baik untuk menggarisbawahi dasar-dasar kedua tipe web tersebut.
Dimanakah Perbedaannya?
Dimanakah letak perbedaan website dan web app sebenarnya? Website hanyalah sebatas kesatuan beberapa halaman web yang ditampilkan melalui sebuah browser. Dengan kata lain, kesatuan halaman tersebut bersifat statis yang menyajikan informasi. Website hanyalah sebatas brosur online dengan akses terbatas sehingga pengunjung website pun tidak dapat berinteraksi dengannya. Bayangkan saja website sebagai sebuah seminar besar yang dapat dihadiri oleh banyak orang. Namun orang-orang tersebut sebagai audiens hanya bisa duduk dan mendengarkan pembicara tanpa kemampuan atau akses untuk berinteraksi.
Di sisi lain, web app adalah situs yang menyediakan elemen interaktif sehingga memungkinkan pengunjung website untuk berinteraksi di dalamnya. Contoh dari web app adalah Facebook. Jika elemen interaktif dihapus dari situs tersebut, maka kegunaan Facebook pun akan menurun, atau bahkan menghilang. Sama halnya seperti acara networking, pengunjung harus berinteraksi satu sama lain agar acara dapat membawa manfaat bagi semua.
Penggunaan Yang Tumpang Tindih
Setelah mengetahui dasar definisi kedua istilah tersebut, maka perbedaannya pun dapat dilihat dengan jelas. Namun, sering adanya saat elemen dari kedua pihak tumpang tindih. Contohnya saja sebuah perusahaan website yang selain menyediakan informasi perusahaan juga mempunyai area belanja untuk beberapa produknya. Area dimana informasi perusahaan tersebut berada disebut dengan website sedangkan area berbelanja disebut dengan web app. Area web app bisa saja dilengkapi dengan berbagai tool seperti formulir ulasan. Namun, beberapa pihak juga berargumen jika situs dibangun dengan CMS (content management system), maka dapat disebut dengan web app karena terdapat area dimana pengunjung dapat berinteraksi dalam website, meskipun bukan dengan sesama pengunjung, melainkan dengan admin.
Berkembangnya teknologi telah membuat penggunaan dan definisi website dan web app tumpang tindih. Dapat dilihat sendiri bahwa sekarang sudah jarang terlihat situs yang hanya menampilkan informasi dalam kumpulan halamannya tanpa fitur interaksi sama sekali. Saat presensi online menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi organisasi atau perusahaan, maka yang mereka butuhkan bukan web app seperti Facebook atau CRM (customer relationship management system), namun gabungan dari website dan web app.
Hal ini berarti bahwa situs yang anda butuhkan adalah situs dengan faktor-faktor yang dapat mengembangkan bisnis seiring dengan waktu. Dengan memahami perbedaan website dan web app, anda akan dapat membuat rencana untuk pengembangan situs sehingga semua pihak yang terlibat pun dapat menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik.