Menjual dengan cara hard-selling sudah tidak lagi efektif. Banyaknya pilihan produk dalam industri dan mudahnya akses informasi dapat membantu konsumen untuk memilih produk yang digemari. Sehingga, sulit adanya bagi brand baru untuk dilihat oleh konsumen. Salah satu cara untuk mengatasi problema tersebut adalah dengan mengembangkan konten marketing.
Karena hard-selling sudah tidak lagi efektif, lalu bagaimanakah cara untuk menawarkan produk kepada konsumen? Jawabannya adalah dengan konten marketing. Melalui penggunaannya, pemilik bisnis dapat menawarkan produk mereka. Sedangkan bagi konsumen, selain mendapat penawaran, mereka juga akan mendapat konten informatif. Cara ini merupakan implementasi strategi marketing dalam persaingan industri yang terbukti efektif jika dilakukan secara tepat.
Konten marketing dapat menarik perhatian konsumen sehingga selain brand awareness juga dapat meningkat, penjualan juga berkesempatan besar ikut meningkat pula. Berikut adalah strategi pengembangan konten marketing yang dapat diterapkan untuk website maupun social media.
Relevant
Jika konten yang anda sediakan terlalu kaku, maka besar kesempatan akan kurang dapat dinikmati. Formal atau tidak, konten harus disesuaikan dengan demografi target konsumen. Temukan relevansi konten anda dengan mereka. Untuk itu, akan lebih baik jika anda melakukan riset pasar terlebih dahulu. Temukan isu atau hal yang populer dikalangan target konsumen anda. Ketidakcocokan topik konten dapat berakibat fatal terhadap kesan atau brand image anda.
Personal
Berikan respon terhadap berbagai tanggapan konsumen mengenai konten yang anda sediakan. Respon tersebut baiknya disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan target konsumen. Jika demografi target konsumen diantara umur 18 sampai 30, maka anda bisa menggunakan bahasa yang santai dan informal. Bahkan anda juga dapat menggunakan ejekan dan sarkasme seperti yang diterapkan fanchise makanan cepat saji Amerika, Wendy’s, pada akun social media Twitter mereka.
Informative
Tidak ada orang yang mau menghabiskan waktu mereka untuk konten yang tidak mempunyai nilai. Tarik perhatian konsumen dengan konten informatif yang masih relevan dengan produk yang anda tawarkan.
Entertaining
Konten informatif bukan merupakan satu-satunya cara untuk menarik perhatian konsumen. Konten yang dapat mempengaruhi emosi konsumen juga bagus untuk menarik perhatian mereka. Hal-hal yang dapat membangkitkan tawa, tangis, maupun rasa jijik sekalipun dapat anda jadikan sebagai konten. Namun, untuk pemilihannya anda harus berhati-hati karena jika hal atau isu yang anda angkat tidak dapat diterima dengan baik, maka brand image juga akan menjadi buruk.
Consistent
Konsumen menyukai pola yang mudah diprediksi. Namun, pola yang terlalu stagnan tanpa kejutan sama sekali juga membosankan. Untuk itu, pilihlah konten baru dengan tema yang relevan dengan brand image anda namun juga tetap mempunyai kualitas yang informatif dan menyenangkan.
Honest
Penyebab hard-selling sudah tidak lagi efektif karena teknik pemasaran tersebut hanya mencantumkan keunggulan suatu produk, yang bahkan tidak segan untuk membesar-besarkannya. Ceritakan brand anda dengan jujur tanpa ada bualan. Jangan ragu untuk mengekspresikan brand identity anda. Hal ini sudah diterapkan oleh brand startup Amerika yang menawarkan pisau cukur, Dollar Shave Club. Dalam iklannya, sang CEO tanpa basa-basi menjelaskan identitas Dollar Shave Club dan macam produk yang ditawarkan.